15 Puisi HARDIKNAS 2023 Untuk Siswa dan Guru
Gurusdkreatif - Puisi Hari Pendidikan Nasional salah satunya dibacakan sebagai peringatan hari besar nasonal ini. Jelang Hardiknas 2 Mei 2023, ada beberapa contoh puisi yang bisa dipelajari.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut puisi pendidikan tentang guru, belajar,
sekolah, siswa, tokoh pendidikan, dan semangat untuk menjadi cerdas dan
mencerdaskan bangsa15 Puisi HARDIKNAS 2023 Untuk Siswa dan Guru
Berikut 15 Puisi HARDIKNAS 2023 Untuk Siswa dan Guru dibawah ini beberapa contoh puisi mengenai tentang pendidikan, antara lain.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut puisi pendidikan tentang guru, belajar, sekolah, siswa, tokoh pendidikan, dan semangat untuk menjadi cerdas dan mencerdaskan bangsa.
Baca artikel detikedu, "10 Puisi Hari Pendidikan Nasional untuk Siswa SD sampai SMA" selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6695581/10-puisi-hari-pendidikan-nasional-untuk-siswa-sd-sampai-sma.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut puisi pendidikan tentang guru, belajar, sekolah, siswa, tokoh pendidikan, dan semangat untuk menjadi cerdas dan mencerdaskan bangsa.
Baca artikel detikedu, "10 Puisi Hari Pendidikan Nasional untuk Siswa SD sampai SMA" selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6695581/10-puisi-hari-pendidikan-nasional-untuk-siswa-sd-sampai-sma.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut puisi pendidikan tentang guru, belajar, sekolah, siswa, tokoh pendidikan, dan semangat untuk menjadi cerdas dan mencerdaskan bangsa.
Baca artikel detikedu, "10 Puisi Hari Pendidikan Nasional untuk Siswa SD sampai SMA" selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6695581/10-puisi-hari-pendidikan-nasional-untuk-siswa-sd-sampai-sma.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut puisi pendidikan tentang guru, belajar, sekolah, siswa, tokoh pendidikan, dan semangat untuk menjadi cerdas dan mencerdaskan bangsa.
Baca artikel detikedu, "10 Puisi Hari Pendidikan Nasional untuk Siswa SD sampai SMA" selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6695581/10-puisi-hari-pendidikan-nasional-untuk-siswa-sd-sampai-sma.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
1. Mana Gaji Kami? |
Dalam hati ku terbayang Menangis anak menahan lapar Kami tetap berdiri tegar tegak dibarisan terdepan ini Kata mereka yang melihat betapa beruntungnya .. Sedang atap yang kami tak mampu menahan badai gerimis Lantai yang berlubang tua dalam perjuangan Dan banyak rumah-rumah tanpa adanya ventilasi Mimpi yang tetap terajut benang yang terlepas Doa mereka selalu kami amini Berat beban yang ada di pundak keropos Berdiri kokoh dengan jiwa doyong terhuyung yang lemah Rasa lapar ini cambuk dalam kesakitan Tersenyum lah kami penuh dengan ketabahan
|
2. Terang |
Karya:
Bella Artidesimasari |
3. Benih Generasi |
Karya:
Irmahadiani Linasari |
4. Bu Guru, Maaf |
Sengaja aku tidak ikut masuk Menahan lara kamu yang menyayat kejam Jika harga diri sebatas bilangan angka-angka Nominal yang tinggi kau tak akan mampu membeli Lupakan serta jangan anggap aku ini ada Suatu isyarat damai aku terima Mata yang dibalik dari dua mata Kenapa memang harus memandang diriku Apabila baris yang terakhir akan menjadi penutup Usaikan saja apa saja dikelasku hari itu Aku tidak ingin pulang dan datang lagi Aku senang jika aku tidak kembali Taman bermain yang tak seindah berbagai mimpi Bidadari yang menjadi taring dengan berbagai kuku panjang Kasih? Yang ku pikir itu akan menjadi berlebihan Aku benci banyak mata yang mengawasi
|
5. Ujung Meja Reot |
Tersudut, aku tak lagi dipandang Terganti oleh kehadiran kalian, sayup mataku dipandang Berusaha jaya tetapi merasa tidak pernah aku dianggap Terpojok, Betapa membosankan hidupku ini
Kertas-kertas yang lecek bergambar tinta merah Nyalanya yang menyulut amarah bapak Kata sayang kini berubah makian Sentuhan yang lembut secepat kilat hilang
Meja reot bertiang piala serta medali Dia lemah, tak ada lagi kesombongan dari kilau emas Aku ingin pulang sebelum mencapai angka lima Empat tiga atau mungkin dua Bolehkan aku tetap menjadi putri kecil mak? Kecil untuk menjadi besar, dan bodoh untuk menjadi pintar, balas makku Ahh.. Emak tak pernah aku salahkan Gedung tua pun aku disini lebih lama Gambar jam bersama semua jarum dengan diangka dua belas Tekun yang kubuat mereka tepat di atas meja dan sampul buku-buku itu sangat berat
|
6. Seperti Air Tenang Mengalir di Sungai Rhine |
Karya:
Ramses P Panjaitan |
7. Suara Murid Masa Kini |
Karya:
Pipit Sriwulan |
8. Tinta Hitamku |
Sunyi, gersang, alunan redup… Cukup menjadi acuan dalam menjalani kehidupan Tinta hitam bersama setumpuk ribuan buku
|
9. Pahlawan Pendidikan |
Kamu menghentam gelap Tak kudengar bunyi alunan Kamu tetap maju menghalau gelap Olehmu mereka tau dunia Olehmu mereka pandai mengira
Mereka memiliki tujuan akan dunia yang kau buka Akupun berdiri oleh sandaranmu Ku ucapkan ribuan terima kasih Meski aku tau tak akan dapat membalas jasamu Untuk pahlawan pendidikan Jasa kalian terkenang dan semoga mendapat balasan
|
10.. Menggapai Impian |
Karya:
Ni Nengah Restari |
11. tentang Siswa |
Kami
tumbuh untuk Indonesia |
12. Aku Titipkan |
Untuk kalian manusia berpendidikan Pemilik tugas yang mulia penumbuh tunas muda Aku si tulang pendek berkulit tua Berakal yang kerdil, Utara dan selatan aku tak tau itu beda Berjalan dengan merangkak kubawa sebuah harapanku Berat beban mereka para anak-anakku Aku yang disini bersuara lirih Ajarkan mereka lagu-lagu kebahagian untuknya, kumohon Buatlah mereka bernyanyi dengan ceria Lusuh, aku tidak memiliki seragam Telanjang kaki, aku bahkan tidak mempunyai sepasang sepatu Kepada kalian yang memiliki pendidikan Harta paling berharga ini aku titipkan Sebatas mimpi milikku aku percayakan pada kalian yang berpendidikan
|
13. PR Kemarin Sore |
Menari-nari mereka meninggalkanku Sekuat tenaga aku tangkap menjadi satu Menata mereka rapi supaya kau tak marah dan menghilang Berputar-putar mengubah fantasi indah Sudahlah aku tengah menyerah Kubawa penuh kasih dalam peristirahatan Ijinkan aku malam ini untuk damai Ku tahu sedikit saja aku bersantai Besok petaka mendatangiku Baiklah aku kalah, ku buka lagi lembaran lusuh ini Agar besok pagi aku tak apa disini
|
14. Guru |
Terlahir
karena terpilih |
15. Jam kosong kami bahagia |
Betapa bahagia pelajar kini Ada yang senyum dari terbangun dari tidurnya
|